السلام عليكم ورحمةالله وبر كاته selamat datang di blog saya,mohon maaf jika ada kekurangan,kesalahan dan kelebihannya yang datangnya dari saya dan kesempurnaan hanya milikNYA...^_^ selamat membaca dan silahkan pilih NASYID yang anda suka ^_^ semoga bermanfaat

Selasa, 26 April 2011

hijab,nikab or nothing

Read More..

sulis ~ ya ahlal baiti

Read More..

Sabtu, 23 April 2011

7 pintu neraka

Neraka mempunyai tujuh pintu, untuk masing-masing pintu di huni (sekelompok pendosa yang ditentukan)・(Qs al Hijr :44)

Diriwayatkan dalam Anwar Nu'maniyah dan Biharul Anwar bahwa ketika Jibril turun membawa ayat di atas tadi, Nabi saww memintanya untuk menjelaskan kondisi neraka. Jibril menjawab: "Wahai Nabi Allah, sesungguhnya di dalam neraka ada tujuh pintu, jarak antara masing-masing pintu sejauh tujuh puluh tahun, dan setiap pintu lebih panas dari pintu yang lain, nama-nama pintu tersebut adalah:
1. Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), pintu ini untuk kaum munafik dan kafir.
2. Jahim, pintu ini untuk kaum musyrik yang menyekutukan Allah.
3. Pintu ketiga untuk kaum sabian (penyembah api).
4. Lazza, pintu ini untuk setan dan para pengikutnya serta para penyembah api.
5. Huthamah (menghancurkan hingga berkeping-keping), pintu ini untuk kaum Yahudi.
6. Sa'ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), pintu ini untuk kaum kafir.

Tatkala sampai pada penjelasan pintu yang ketujuh, Jibril terdiam. Nabi saww maminta Ia untuk menjelaskan pintu yang ketujuh, Jibril pun menjawab: "Pintu ini untuk umatmu yang angkuh"; yang mati tanpa menyesali dosa-dosa mereka.

Lalu, Nabi saww mengangkat kepalanya dan begitu sedih, sampai beliau pingsan. Ketika siuman beliau berkata: Wahai jibril, sesunggguhnya engkau telah menyebabkan kesusahanku dua kali lipat. Akankah umatku masuk Neraka?"

Kemudian Nabi saww mulai menangis. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau menangis dengan tangisan yang sangat memilukan. Karena tangisannya ini, semua sahabat ikut menangis, kemudian mereka bertanya: 溺engapa beliau begitu berduka?・Namun beliau tidak menjawab.

Saat itu, Imam Ali as sedang pergi melaksanakan satu misi, maka para sahabat pergi mengahadap sang wanita cahaya penghulu wanita syurga, Sayyidah Fathimah as, mereka mendatangi rumah suci beliau, dan pada saat itu Sayyidah Fatimah as sedang mengasah gerinda sambil membaca ayat ‘padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal・(al-A'la:17). Para sahabat pun menceritakan keadaan ayahnya (Rasulullah saww). Setelah mendengar semua itu, Sayyidah Fatimah as bangkit lalu mengenakan jubahnya (cadur) yang memiliki dua belas tambalan yang dijahit dengan daun pohon korma. Salman al-Farisi yang hadir bersama orang-orang ini terusik hatinya setelah melihat jubah Sayyidah Fathimah as, lalu berkata: " Aduhai! Sementara putri-putri kaisar dan kisra (penguasa Persia kuno) duduk di atas singgasana emas, putri Nabi ini tidak mempunyai pakaian yang layak untuk dipakai・

Ketika Sayyidah Fathimah as sampai di hadapan sang ayah, Ia melihat keadaannya yang menyedihkan dan juga keadaan para sahabatnya, kemudian ia berkata: "Wahai Ayahanda, Salman terkejut setelah melihat jubahku yang sudah penuh dengan robekan, aku bersumpah, demi tuhan yang telah memilihmu menjadi Nabi, sejak lima tahun lalu kami hanya memiliki satu helai pakaian di rumah kami, pada waktu siang kami memberi makan unta-unta dan pada waktu malam kami beristirahat, anak-anak kami tidur beralaskan kulit dengan daun-daun kering pohon kurma. Nabi berpaling ke arah Salman dan berkata "Apakah engkau memperhatikan dan mengambil pelajaran?・
Sayyidah Fathimah az-Zahra melihat -karena tangisan yang tidak terhenti- wajah Nabi menjadi pucat dan pipinya menjadi cekung. Sebagaimana yang di ceritakan oleh Kasyfi, bahwa bumi tempat beliau duduk telah menjadi basah dengan air mata. Sayyidah Fathimah as berkata kepada ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu, Mengapa Ayahanda menangis?・Nabi saww menjawab, "Ya Fathimah, mengapa aku tidak boleh menangis?, karena sesungguhnya Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang menggambarkan kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh pintu, dan pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu celah api. Pada setiap celah ada tujuh puluh ribu peti mati dari api, dan setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis azab・

Ketika Sayyidah Fathimah mendengar semua ini, beliau berseru, "Sesungguhnya orang yang dimasukkan kedalam api ini pasti menemui ajal". Setelah mengatakan ini beliau pingsan. Ketika siuman, beliau as berkata, "Wahai yang terbaik dari segala mahluk, siapakah yang patut mendapat azab yang seperti itu?・Nabi saww menjawab, "Umatku yang mengikuti hawa nafsunya dan tidak memelihara sholat, dan azab ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan azab-azab yang lainnya.

Setelah mendengar ucapan ini setiap sahabat Nabi saww menangis dan meratap, "Derita perjalanan alam akhirat sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit". Sementara sebagian lagi menangis dan meratap, "Aduhai seandainya ibuku tidak melahirkanku, maka aku tidak akan mendengar tentang azab ini", Ammar bin Yasir berkata, "Andaikan aku seekor burung, tentu aku tidak akan ditahan (di hari kiamat) untuk di hisab・ Bilal yang tidak hadir di sana datang kepada Salman dan bertanya sebab-sebab duka cita itu, Salman menjawab, "Celakalah engkau dan aku, sesungguhnya kita akan mendapat pakaian dari api, sebagai pengganti dari pakaian katun ini dan kita akan diberi makan dengan zaqqum (pohon beracun di Neraka). Masihkah kita memandang remeh ancaman siksa neraka? Atau biarkan diri kita lalai dan sibuk dengan kesenangan dunia yang sementara ini?
Read More..

CARA MENYESATKAN UMAT ISLAM

Cara menyesatkan Umat Islam..

"Mari kita renungkan dan ambil iktibar dari email yang dikirimkan oleh rakan saya....
Seorang guru wanita sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam. Guru itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat pemadam ini, maka katalah "Pemadam!"
Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika saya angkat pemadam, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok. Selang beberapa saat, permainan berhenti.
Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membezakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan ketika.

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gayahidup dan lain lain." "Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham cikgu..."
"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan.

"Cikgu ada Qur'an,cikgu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada ditengah tanpa memijak karpet?"
Murid-muridnya berpikir . Adayang mencuba alternatif dengan tongkat,dan lain-lain.
Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet."Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya...Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak anda dengan terang-terang...Kerana tentu anda akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sadar.

"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina tapak yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn tapaknya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kerusi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah dihancurkan..."

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghentam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan meletihkan anda. Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan." "Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kita... " "Kenapa mereka tidak berani terang-terang memijak-mijak cikgu?" tanya murid- murid.

"Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi." "Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sedar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar".
"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang..." Matahari bersinar terik takala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya...
Read More..

Rabu, 20 April 2011

kallamun qodim

Read More..

maa lana siwalah~mayada

Read More..

ayah~ mayada

Read More..
Read More..
Read More..
Read More..

Jumat, 15 April 2011

UJIAN DAN DUGAAN: TANDA ALLAH SAYANG

oleh Bicara Hidayah pada 14 April 2011 jam 22:35



Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah kapal-kapal (yang besar tinggi) seperti gunung, belayar laju merempuh lautan. Jika Ia kehendaki, Ia menghentikan tiupan angin, maka tinggalah kapal-kapal itu terapung-apung di muka lautan. Sesungguhnya yang demikian mengandungi tanda-tanda (yang besar pengajarannya) bagi tiap-tiap seorang (mukmin) yang sentiasa bersikap sabar, lagi sentiasa bersyukur. (As-Shuraa, 42: 32-33)




DI DALAM al-Qur'an, ujian dan dugaan disebut oleh Allah sebagai البلاء (bala’) serta الفتنة (fitnah). Menurut kamus المحيط (al-Muhit), kedua-duanya berkongsi maksud yang sama. [1]


Menjalani liku-liku hidup sebagai seorang manusia, kita tidak akan dapat lari daripada diuji oleh Allah Azza wa Jalla. Ujian yang mendatang selalunya menjadikan diri kita lebih tegar dan kuat. Masakan tidak. Ujian mengajar seseorang untuk jadi lebih lasak dalam menggalas setiap bebanan kehidupan.

Menurut Ibn Manzur dalam Lisanu al-‘Arb, bala’ itu adalah ujian yang terdiri daripada yang baik juga yang buruk. Seperti mana yang diberitakan pada surah al-Anbiyaa’ iaitu;
    ونبلوكم بالشر والخير فتنة وإلينا ترجعون
    ”Dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai dugaan; dan kepada Kami-lah kamu semua akan dikembalikan.”[Al-Anbiyaa’: 35]
Al-Hafiz Ibn Katsir dalam memberikan penerangan terhadap ayat ini menyatakan bahawa Allah menguji hambanya dengan musibah pada satu waktu, dan kemudian dengan nikmat pada waktu yang lain, untuk melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur, siapa pula yang sabar, dan siapa yang putus harap.

Dan al-Hafiz ada menukilkan kata-kata Ibnu ‘Abbas dalam menafsirkan ayat ini, bahawa Allah menguji hambanya dengan kecelakaan dan kesenangan, dengan kesihatan dan kesakitan, dengan kemewahan serta kemiskinan, dengan perkara yang halal dan apa yang haram, dengan ketaatan dan kemaksiatan, serta dengan hidayah dan kesesatan. [Tafsir al-Quran al-‘Adzim, Ibn Katsir, Abu al-Fida’]




Berdasarkan tafsiran Ibnu ‘Abbas tersebut, dapat kita ketahui bahawa pada setiap orang, berbeza tahap ujian yang dikenakan ke atasnya. Ini adalah selari dengan ayat pada surah al-Baqarah apabila Allah menyatakan;
    لا يكلف الله نفسا إلا وسعها
    ”Allah tidak memberi kesusahan seseorang hamba melainkan apa yang terdaya olehnya.“ [Al-Baqarah: 286]
Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahawa ujian yang dikenakan kepada setiap hamba, adalah bersesuaian dengan apa yang mampu ditanggungnya. Dan setiap orang pula berbeza tahap tanggungannya dan penerimaan mereka terhadap ujian serta dugaan

Ujian yang diberikan juga adalah untuk mengukur tahap keimanan seorang hamba. Ini telah dibuktikan secara jelas berdasarkan ayat 2-3 surah al’-Ankabut;
    أحسب الناس أن يتركوا أن يقولوا آمنا وهم لا يفتنون. ولقد فتنا الذين من قبلهم فليعلمن الله الذين صدقوا وليعلمن الكاذبين
    ”Patutkah manusia menyangka bahawa mereka akan dibiarkan dengan hanya berkata: “Kami beriman”, sedang mereka tidak diuji (dengan sesuatu dugaan)?Dan demi sesungguhnya! Kami telah menguji orang-orang yang terdahulu sebelum mereka, maka (dengan ujian yang demikian), nyata apa yang diketahui Allah tentang orang-orang yang benar-benarnya beriman, dan nyata pula apa yang diketahui-Nya akan orang-orang yang berdusta.” [al-Ankabut: 2-3]





Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam menyifatan bahawa ujian yang diberikan kepada kaum manusia adalah tanda kecintaan Allah kepada mereka. Dan semakin besar dugaan yang diberikan oleh Allah kepada manusia, menandakan besar juga pahala yang diperoleh. Ini sebagaimana hadith yang datang dari Anas bin Malik, yang menyatakan Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wassalam bersabda;
    إن عظم الجزاء مع عظم البلاء ، وإن الله تعالى إذا أحب قوما ابتلاهم ، فمن رضي فله الرضا ، ومن سخط فله السخط
    ’Sesungguhnya besarnya ganjaran itu dinilai pada besarnya bala’ yang menimpa. Dan sesungguhnya Allah itu apabila mencintai sesuatu kaum, maka akan mereka itu diberi dugaan. Oleh sebab itu barangsiapa yang redha – dengan ujian yang menimpa, dia akan memperoleh keredhaan Allah dan barangsiapa yang tidak maka padanya kemurkaan Allah.“ [Riwayat al-Tirmidzi, al-Albani menyatakannya sebagai hasan dalam Sahih dan Dha’if Sunan al-Tirmidzi.]
Jelas bahawa ujian yang diberikan adalah untuk menguji keimanan seorang manusia. Jika dia beriman, maka dia akan menerimanya dengan keredhaan. Dan padanya rahmat Allah Azza wa Jalla serta keredhaan-Nya. Namun bagi manusia yang lalai serta tidak meredhai ujian yang diberikan ke atasnya. Maka dia sekadar mendapat kemurkaan daripada Allah.
Hadith di atas termasuk dalam bab Sabar (الصبر) oleh Imam al-Nawawi dalam karya beliau dalam bidang hadith; iaitu Riyadh al-Salihin. Di sini dapat dijelaskan bahawa, bagi orang-orang yang beriman dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah bersabar dengan segala dugaan serta mehnah yang diberikan oleh Allah kepadanya.

Jelas juga, daripada hadith tersebut bahawa semakin besar dugaan yang diperoleh oleh seorang manusia, maka semakin besar ganjara pahala yang akan dia dapati.

Dalam ayat ke-214 surah al-Baqarah, ada dinyatakan bahawa orang yang diuji itu akan mendapat pertolongan daripada Allah serta akan diganjari dengan syurga;
    أم حسبتم أن تدخلوا الجنة ولما يأتكم مثل الذين خلوا من قبلكم مستهم البأساء والضراء وزلزلوا حتى يقول الرسول والذين آمنوا معه متى نصر الله ألا إن نصر الله قريب
    ”Adakah patut kamu menyangka bahawa kamu akan masuk syurga, padahal belum sampai kepada kamu (ujian dan cubaan) seperti yang telah berlaku kepada orang-orang yang terdahulu sebelum kamu? mereka telah ditimpa kepapaan (kemusnahan harta benda) dan serangan penyakit, serta digoncangkan (dengan ancaman bahaya musuh), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman yang ada bersamanya: “Bilakah (datangnya) pertolongan Allah?” Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat (asalkan kamu bersabar dan berpegang teguh kepada agama Allah).” [Al-Baqarah: 214]




Di dalam al-Quran, ada disebutkan ujian-ujian yang diberikan oleh Allah kepada kaum manusia hambanya. Antaranya adalah;
    1. Dugaan yang diberikan kepada kaum Nabi Musa dan Harun adalah dengan anak lembu, yang mana mereka jadikan sembahan. (al-A’raf: 148, Thohaa: 90) 2. Unta betina sebagai ujian buat kaum Tsamud (al-Qamar: 27) 3. Bangunan-bangunan tinggi (yang mewah) buat kaum ‘Ad (al-Fajr: 7-8) 4. Dugaan yang diberikan ke atas pemilik kebun-kebun dari kalangan kaum Musyrik dengan kebakaran. (al-Qalam: 17) 5. Ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa serta buah-buahan. (al-Baqarah: 155) 6. Anak-anak serta harta benda sebagai dugaan. (al-Taghabun: 15) 7. Jihad sebagai ujian bagi orang yang beriman (al-‘Ankabut: 6) 8. Nikmat duniawi sebagai ujian buat para manusia. (al-Zumar: 49) 9. Kekayaan dan kemiskinan sebagai ujian. (al-Fajr: 15-16) 10. Kehidupan serta kematian sebagai ujian. (al-Mulk: 2)




Para Nabi juga diuji. Dan ujian yang dikenakan kepada para Nabi adalah lebih berat berbanding manusia biasa. Hal ini adalah seperti yang dinyatakan oleh Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam;
    إن أشد الناس بلاء الانبياء ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم
    “Sesungguhnya, manusia yang menerima ujian yang paling berat adalah para Nabi, kemudian orang yang mengikuti mereka, kemudian orang yang mengikuti mereka, dan kemudian orang yang mengikuti mereka.” [al-Silsilah al-Sahihah, al-Albani] 1. Nabi Adam diuji dengan pohon yang terdapat dalam Syurga Allah. (al-Baqarah: 34) 2. Nabi Nuh menghadapi ujian dari anak yang tidak mahu taat kepada Allah. (Huud: 11) 3. Nabi Soleh menerima ujian melalui kaum Tsamud. (al-A’raf:73) 4. Nabi Ibrahim adalah antara Rasul Allah yang menerima banyak ujian, antaranya, penyembelihan anaknya Ismail. (as-Saffat: 102) 5. Nabi Luth diuji dengan kaumnya, (al-A’raf: 80) 6. Nabi Yusuf diuji dengan wanita (Yusuf: 23) 7. Nabi Musa diuji dengan Fira’un yang angkuh. (Thoha: 59-60) 8. Nabi Sulaiman diuji dengan kerajaan yang besar dan mewah. (Sad: 35) 9. Nabi Isa diuji dengan pengikut-pengikutnya. (al-Ma’idah: 112-113) 10. Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam juga Rasul yang dikenakan dengan banyak, antaranya diuji dengan bapa saudaranya, Abu Talib. (al-Qasas: 56)





Mehnah dan tribulasi dalam konteks kehidupan hari ini dapat dilihat di sekeliling kita. Bahawa setiap orang akan diuji dan tiada yang akan terlepas daripada ujian Allah. Perkara yang ringan pada seorang, adalah berat pada satu orang yang lain pula. Dan cara kita berinteraksi dengan dugaan yang mendatang adalah manifestasi keimanan kita kepada Allah. Pada kaca mata orang yang miskin, ujian buatnya adalah dengan kemiskinan. Namun buat orang yang kaya pula, kekayaannya menjadi ujian buat dirinya.

Manusia juga diuji dengan anak-anak. Ada orang yang mendapat anak yang cacat, menjadi dugaan kepada mereka. Ada orang yang mendapat anak yang tenggelam dalam jenayah. Juga menjadi ujian buat dirinya. Ada orang pula mendapat anak yang baik serta bijak. Namun itu juga boleh jadi dugaan buat dirinya.

Lain orang, lain kesusahan yang tertanggung.

Ada orang yang diberikan dengan kesakitan. Sebagai satu peringatan samada dia ingat serta beriman kepada Allah atau tidak. Ada orang pula diuji dengan kesihatan, yang mana jika dia lalai sewaktu sihatnya. Maka itu akan jadi liabiliti padanya. Ada orang diuji dengan kehidupan. Ada orang diuji dengan kematian yang terdekat.

Pendek kata, setiap orang akan, telah, atau mungkin sedang diuji. Namun dengan cara yang berbeza, dengan perasaan yang berlainan. Inilah kebijaksanaan Allah Azza wa Jalla yang menjadikan sesuatu pada takaran yang tersendiri.




Orang yang beriman, telah diperingatkan oleh Allah Azza wa Jalla supaya bersabar dalam menghadapi masalah. Telah datang petunjuk buat orang beriman apabila diuji;
    يا أيها الذين آمنوا اصبروا وصابروا ورابطوا واتقوا الله لعلكم تفلحون
    ”Hai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersedia dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” [Ali Imran: 200]
Menurut al-Baghawi, al-Qurtubi menafsirkan arahan supaya bersabar itu adalah merujuk kepada; bersabar di atas ketaatan kepada Allah.

Kesabaran mesti dijana dengan ketaatan sebagai dasar untuk mengelakkan goyah iman serta berputus asa. Bahkan, kerana ketaatan jugalah, manusia akan menjadi redha atas ujian yang berlaku.

Sabar itu juga adalah sunnah para Nabi dan Rasul. Ini jelas sebagaimana dikhabarkan oleh Allah;
    وإسماعيل وإدريس وذا الكفل كل من الصابرين
    ”Dan (demikianlah pula) Nabi-nabi Ismail dan Idris serta ZulKifli; semuanya adalah dari orang-orang yang sabar. “[Al-Anbiya’: 85]
Rasulullah Sallahu ‘Alaihi Wasallam menyatakan bahawa Allah menyukai orang yang bersabar. Ini adalah sebagaimana yang datang di dalam hadith yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas;
    قال رسول الله صلى الله عليه و سلم للأشج أشج عبدالقيس إن فيك خصلتين يحبهما الله الحلم والأناة
Rasulullah Sallahu ‘Alaihi Wasallam berkata kepada al-A-syaj Abdul Qays;
    “Sesungguhnya pada dirimu terdapat dua perkara yang dicintai oleh Allah, iaitu kesabaran serta lemah lembut.” [Riwayat Muslim]




Rasulullah melalui satu hadith mengisyaratkan bersabar itu perlulah pada awal kejadian atau pada kejadian yang pertama.
    الصبر عند الصدمة الأولى
    ”Bersabar itu adalah pada pukulan yang pertama.” [Riwayat Muslim]
Jika dilihat pada sudut logik akal, manusia ini diukur pada peringkat yang awal. Peringkat pertama adalah yang paling penting dalam menghadapi sesuatu hal. Seandainya dia tidak mampu bertahan pada ujian yang awal. Nescaya, pada yang seterusnya dia mungkin saja rebah. Jadi, di sini, bilamana dikenakan ujian, maka penting sekali untuk kita membina ketahanan diri. Bukan atas faktor ‘alah bisa tegal biasa’, akan tetapi, apabila seorang manusia sudah mempunyai pengalaman pada yang awal tentu sekali dia sudah mula bersedia dan menjadi lebih rasional dalam menghadapi ujian lain yang sama takaran dengannya.





Maka bersabarlah. Bersabarlah dalam menghadapi dugaan dan ujian daripada Allah dengan mencontohi sikap para Nabi. Dan ketahuilah, bahawa untuk setiap ujian yang diberikan oleh Allah pasti akan ada perkara yang lebih baik menanti.

Maka, jadikanlah, atsar dari ‘Umar al-Khattab ini sebagai panduan. Umar berkata,
    “Alangkah baiknya mendapat separuh beban pada dua sisi binatang tunggangan. Alangkah baiknya apa yang ada di antara beban dua sisi itu, “iaitu, orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Sesungguhnya kami kepunyaan Allah, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Nya.’ Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (al-Baqarah: 156-157). Juga firman-Nya, “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.” (al-Baqarah: 45) [2]
Wajib untuk kita bersabar, dan selain itu, untuk bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla. Kerana orang yang diberikan musibah, atau ujian, pasti akan mendapat ganjaran dari Allah Azza wa Jalla, sebagaimana hadith yang datang pada awal tadi.

Dan bersabarlah! Kerana Allah bersama-sama orang yang sabar!
    يا أيها الذين آمنوا استعينوا بالصبر والصلاة إن الله مع الصابرين
    ”Wahai orang-orang yang beriman! Mintalah pertolongan dengan sabar dan solat, sesungguhnya Allah bersama-sama orang yang sabar.” [al-Baqarah: 153]

✫✫✫✫ Khamis, 11 Jamadil Awal 1432 | Khamis, 14 April 2011 ✫✫✫✫
[ Semua Gambar Adalah Hiasan ]

________________________________
Disunting Dari:
http://www.life-verses.protajdid.com/?p=458
____________
Rujukan:

[1] [Al-Muhit, Kaherah, Mesir.http://lexicons.sakhr.com/intro/intro.aspx?fileurl=takdeem.asp]

[2] [Riwayat al-Bukhari, http://opi.110mb.com/haditsweb/bukhari/b23_kitab_jenazah.htm]

Shared By Bicara Hidayah

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat (memuji dan berdoa) ke atas Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bersalawatlah kamu ke atasnya serta ucapkanlah salam dengan penghormatan. “ [Al-Ahzab: 56]
Read More..

Kamis, 14 April 2011

CATATAN HARIAN SEORANG AYAH

Medan, 15 Juni 1975

Hari ini engkau terlahir ke dunia, anakku. Meski tidak seperti harapanku bertahun-tahun merindukan kehadiran seorang anak laki-laki, aku tetap bersyukur engkau lahir dengan selamat setelah melalui jalan divakum. Telah kupersiapkan sebuah nama untukmu; Qaulan Syadida. Aku sangat terkesan dengan janji Allah dalam surat Al Ahzab ayat tujuh puluh, maknanya perkataan yang benar. Harapanku engkau kelak menjadi seorang yang kaya iman dan memperoleh telah dijanjikan Allah dalam Al-Quran. Sungguh kelahiranmu telah mengajarkanku makna bersyukur...

1981



Tahun ini engkau memasuki sekolah dasar. Usiamu belum genap enam tahun. Tetapi engkau terus merengek minta disekolahkan seperti saudarimu. Engkau berbeda dari keempat kakakmu terdahulu. Bagaimana engkau dengan gagah tanpa ragu atau malu-malu melangkah memasuki ruang kelasmu. Bahkan engkau tak minta dijemput. Saat ini aku mulai menyadari sifat keberanian yang tumbuh dalam dirimu yang tak kutemukan dalam diri saudarimu yang lain.

1987

Putriku, sungguh aku pantas bangga padamu. Tahun ini engkau ikut Cerdas Cermat tingkat nasional di TVRI. Dengan bangga aku menyaksikan engkau tampil penuh percaya diri di layar kaca dan aku pun bisa berkata pada teman-temanku; itu anakku Qaulan... Meski tidak juara pertama, aku tetap bangga padamu. Namun di balik rasa banggaku padamu selalu terbesit satu kekhawatiran akan sikapmu yang agak aneh dalam pengamatanku. Tidak seperti keempat kakakmu yang kalem dan cenderung memiliki sifat-sifat perempuan, engkau justru sangat angresif, pemberani, agak keras kepala, meski tetap santun padaku dan selalu juara kelas.



Jika hari Ahad tiba, engkau lebih suka membantuku membersihkan taman, mengecat pagar, atau memegangi tangga bila aku memanjat membetulkan genteng bocor. Engkau lebih sering mendampingiku dan bertanya tentang alat-alat pertukangan ketimbang membantu ibumu memasak di dapur seperti saudarimu yang lain. Kebersamaan dan kedekatanmu denganku, membuatku sering memperlakukanmu sebagai anak lelakiku, dengan senang hati aku menjawab pertanyaan-pertanyaanmu, membekalimu dengan pengetahuan dan permainan untuk anak lelaki. Tak jarang kita berdua pergi memancing atau sekedar menaikkan layang-layang sore hari di lapangan madrasah tempat aku mengajar.

Putriku, sungguh kekhawatiranku berbuah juga. Engkau menolak bersekolah di Tsanawiyah seperti saudarimu. Diam-diam tanpa sepengetahuanku engkau telah mendaftar di sebuah SMP negeri. Bukan kepalang kemarahanku. Untunglah ibumu datang membelamu, jika tidak mungkin tangan ini sudah berpindah ke pipimu yang putih mulus. Tegarnya watakmu, bahkan tak setetes airmata jatuh dari kedua matamu yang tajam menatapku. Putriku, jika aku marah padamu semata-mata karena aku khawatir engkau larut dalam pola pergaulan yang tak benar, anakku. Terlebih-lebih saat engkau menolak mengenakan jilbab seperti keempat kakakmu. Betapa sedih dan kecewa hatiku melihatmu, Nak...

1993

Tahun ini engkau menamatkan SMA-mu. Engkau tumbuh menjadi gadis cantik, periang, pemberani, dan banyak teman. Temanmu mulai dari tukang kebun sampai tukang becak, wartawan, bahkan menurut ibumu pernah anggota kopassus datang mencarimu. Putriku, disetiap bangun pagiku, aku seolah tak percaya engkau adalah putriku, putri seorang yang sering dipanggil Ustadz, putri seorang kepala madrasah, putri seorang pendiri perguruan Islam...

Putriku, entah mengapa aku merasa seperti kehilanganmu. Sedih rasanya berlama-lama menatapmu dengan potongan rambut hanya berbeda beberapa senti dengan rambutku. Biar praktis dan sehat; berkali-kali itu alasan yang kau kabarkan lewat ibumu. Jika terjadi sesuatu yang tidak baik pada dirimu selama melewati usia remajamu, putriku maka akulah orang yang paling bertanggung jawab atas kesalahan itu. Aku tidak behasil mendidikmu dengan cara yang Islami. Dalam doa-doa malamku selalu ku bermohon pada Rabbul 'Izzati agar engkau dipelihara olehNya ketika lepas dari pengawasan dan pandangan mataku.

Kesedihan makin bertambah tatkala diam-diam engkau ikut UMPTN dan lulus di fakultas teknik. Fakultas teknik, putriku? Ya Rabbana, aku tak sanggup membayangkan engkau menuntut ilmu berbaur dengan ratusan anak laki-laki dan bukan satupun mahrommu? Dalam silsilah keluarga kita tidak satupun anak perempuan belajar ilmu teknik, anakku. Keempat kakakmu menimba ilmu di institut agama dan ilmu keguruan. Ya, silsilah keluarga kita adalah keluarga guru, anakku. Engkau kemukakan sejumlah alasan, bahwa Islam juga butuh arsitek, butuh teknokrat, Islam bukan tentang ibadah melulu... Baiklah, aku sudah terlalu lelah menghadapimu, aku terima segala argumen dan pemikiranmu, putriku.. Dan aku akan lebih bisa menerima seandainya engkau juga mengenakan busana Muslimah saat memulai masa kuliahmu.

1995

Tahun ini tidak akan pernah kulupakan. Akan kucatat baik-baik... Engkau putriku, yang selalu kusebut namamu dalam doa-doaku, kiranya Allah SWT mendengar dan mengabulkan pintaku. Ketika engkau pulang dari kuliahmu; subhannalah! Engkau sangat cantik dengan jilbab dan baju panjangmu, aku sampai tidak mengenalimu, putriku. Engkau telah berubah, putriku. Apa sesungguhnya yang engkau dapati di luar sana. Bertahun-tahun aku mengajarkan padamu tentang kewajiban Muslimah menutup aurat, tak sekalipun engkau cela perkataanku meski tak sekalipun juga engkau indahkan anjuranku. Dua tahun di bangku kuliah, tiba-tiba engkau mengenakan busana takwa itu? Apa pula yang telah membuatmu begitu mudah menerima kebenaran ini? Putriku, setelah sekian lamanya waktu berlalu, kembali engkau mengajarkan padaku tentang hakikat dan makna bersyukur.

1997

Putriku, kini aku menulis dengan suasana yang lain. Ada begitu banyak asa tersimpan di hatiku melihat perubahan yang terjadi dalam dirimu. Engkau menjadi sangat santun, bahkan terlihat lebih dewasa dari keempat saudarimu yang kini telah berumah tangga semuanya. Kini, hanya engkau aku dan ibumu yang mendiami rumah ini. Kurasakan rumah kita seolah-olah berpendar cahaya setiap saat dilantuni tilawah panjangmu. Gemercik suara air tengah malam menjadi irama yang kuhafal dan pantas kurenungi. Putriku, jika aku pernah merasa bahagia, maka saat paling bahagia yang pernah kurasakan di dunia adalah saat ketika diam-diam aku memergokimu tengah menangis dalam sujud malammu.... Selalu kuyakinkan diriku bahwa akulah si pemilik mutiara cahaya hati itu, yaitu engkau putriku...

1998

Putriku, kalau saat ini aku merasa sangat bangga padamu, maka itu amat beralasan. Engkau telah lulus menjadi sarjana dengan predikat cum laude. Keharuan yang menyesak dadaku mengalahkan puluhan tanya ibumu, diantaranya; mengapa engkau tidak punya teman pendamping pria seperti kakak-kakakmu terdahulu? Engkau begitu sederhana, putriku, tanpa polesan apapun seperti lazimnya mereka yang akan berangkat wisuda, semua itu justru membuatku semakin bangga padamu. Entah darimana engkau bisa belajar begitu banyak tentang kebenaran, anakku... Jika hari ini aku meneteskan airmata saat melihatmu dilantik, itu adalah airmata kekaguman melihat kesungguhan, ketegaran, serta prinsip yang engkau pegan teguh. Dalam hal ini akupun mesti belajar darimu, putriku...

1 Agustus 1999

Putriku, bulan ini usiaku memasuki bilangan enampuluh tiga. Aku teringat Rasulullah mengakhiri masa dakwahnya di dunia pada usia yang sama. Akhir-akhir ini tubuhku terasa semakin melemah. Penyakit jantung yang kuderita selama bertahun-tahun kemarin mendadak kumat, saat kudapati jawaban diluar dugaan dari keempat saudarimu. Tidak satu pun dari mereka bersedia meneruskan perguruan yang telah kubina selama puluhan tahun. Aku sangat maklum, mereka tentu mempunyai pertimbangan yang lain, yaitu para suami mereka. Sedih hatiku melihat mereka yang telah kudidik sesuai dengan keinginanku kini seolah-oleh bersekutu menjauhiku. Jika aku menulis diatas tempat tidur rumah sakit ini, itu dengan kondisi sangat lemah, putriku. Aku tak tahu pasti kapan Allah memanggilku.

Putriku.... kutitipkan buku harianku ini pada ibumu agar diserahkan padamu. Aku percaya padamu... Jika aku memberikan buku ini padamu, itu karena aku ingin engkau mengetahui betapa besar cintaku padamu, mengapa dulu aku sering memarahimu.. maafkan buya, putriku... Kini hanya engkau satu-satunya harapanku...Aku percaya perguruan yang telah kubangun dengan tanganku sendiri ini padamu. Aku bercita-cita mengembangkannya menjadi sebuah pesantren. Engkau masih ingat lapangan tempat kita dulu menaikkan layangan? Itu adalah tanah warisan almarhum kakekmu. Di lapangan itulah kurencanakan berdiri bangunan asrama tempat para santri bermukim. Engkau seorang arsitek, anakku, tentu lebih memahami bangunan macam apa yang sesuai untuk kebutuhan sebuah asrama pesantren... Kuserahkan sepenuhnya kepadamu, juga untuk mengelolanya nanti. Sebab aku yakin, dari tanganmu, dari hatimu yang jernih, dari perkataan dan tindakanmu yang selalu sejalan dengan kebenaran akan terlahir sebuah fauzan'adzima, kemenangan yang besar, seperti yang telah Allah janjikan, yakinlah, putriku... Dalam diri dan jiwamu kini terhimpun beragam kapasitas keilmuan dunia dan akhirat. Kini kusadari engkau bukan saja sekedar terlahir dari rahim ibumu, tetapi juga lahir dari rahim bernama Hidayah. Semoga Allah menyertai dan memudahkan jalan yang akan engkau lalui, putriku. Amien Ya Rabbal 'Alamiin.

12 Agustus 1999

Rabbi, jika airmata ini bukan tumpah, bukan karena aku tidak mengikhlaskan buyaku Engkau panggil, tapi sebab aku belum mengenali buyaku selama ini, seutuhnya. Sebab hanya seujung kuku baktiku padanya. Rabbi, perkenankan aku menjalankan amanah Buya dengan segenap ridha-Mu. hanya Engkau.. ya Mujib...


Happy Birthday to Buya
I Love you so much
14 September 1999

Diambil dari Annida November - Desember 1999
Posted by Indahnya berbagi at 20.35
Labels: Yang Terindah Read More..

WANITA SHOLEHAH

Perhiasan yang paling indah
bagi seorang abdi Allah
Itulah ia wanita sholehah
Ia menghiasi dunia

Perhiasan yang paling indah
bagi seorang abdi Allah
Itulah ia wanita sholehah
Ia menghiasi dunia
Itulah ia wanita sholehah
Ia menghiasi dunia

Aurat ditutup demi kehormatan
Kitab Al Qur’an didaulahkan
Suami mereka ditaatinya
Walau perjuangan di rumah saja

Karena iman dan juga Islam
Telah menjadi keyakinan
Jiwa raga mampu di korbankan
Harta kemewahan dileburkan

Di dalam kehidupan ini
dia menampakkan kemuliaan
Bagai sekutum mawar yang tegar
Ditengah gelombang kehidupan

Aurat ditutup demi kehormatan
Kitab al Qur’an didaulahkan
Suami mereka ditaatinya
Akhlak mulia yang ia hadirkan

Karena iman dan juga Islam
Telah menjadi keyakinan
Jiwa raga mampu di korbankan
Harta kemewahan dileburkan

Di dalam kehidupan ini
dia menampakkan kemuliaan
Bagai sekutum mawar yang tegar
Ditengah gelombang kehidupan

Read More..
KEUTAMAAN SABAR MENGHADAPI COBAAN

Dari Ummu Al-Ala', dia berkata : "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata.
...
♥ ♥ ♥ ♥ 'Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala'. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak". (Isnadnya Shahih, ditakhrij Abu Daud, hadits nomor 3092)

(Wasiat yang ada dihadapanmu ini disampaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala menasihati Ummu Al-Ala' Radhiyallahu anha, seraya menjelaskan kepadanya bahwa orang mukmin itu diuji Rabb-nya agar Dia bisa menghapus kesalahan dan dosa-dosanya.)

Selagi engkau memperhatikan kandungan Kitab Allah, tentu engkau akan mendapatkan bahwa yang bisa mengambil manfaat dari ayat-ayat dan mengambil nasihat darinya adalah orang-orang yang sabar, sebagaimana firman Allah.

♥ ♥ ♥ ♥ "Artinya : Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bagi setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur". [Asy-Syura : 32-33]

Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memuji orang-orang yang sabar dan menyanjung mereka. Firman-Nya.

♥ ♥ ♥ ♥ "Artinya : Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa". [Al-Baqarah : 177]

Engkau juga akan tahu bahwa orang yang sabar adalah orang-orang yang dicintai Allah, sebagaimana firman-Nya.

♥ ♥ ♥ ♥ "Artinya : Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar". [Ali Imran : 146]

Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan melipat gandakannya tanpa terhitung. Firman-Nya.

♥ ♥ ♥ ♥ "Artinya : Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan". [An-Nahl : 96]

♥ ♥ ♥ ♥ "Artinya : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". [Az-Zumar : 10]

Bahkan engkau akan mengetahui bahwa keberuntungan pada hari kiamat dan keselamatan dari neraka akan mejadi milik orang-orang yang sabar. Firman Allah.

♥ ♥ ♥ ♥ "Artinya : Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan) :'Salamun 'alaikum bima shabartum'. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu" [Ar-Ra'd : 23-24]

(Sedutan dari: http://www.facebook.com/note.php?note_id=170164919675600&comments)



Ayah M z Read More..

Jika Pasangan Tak Mau Shalat

Tak perlu berkecil hati bila pasangan tidak atau belum mau sholat. Perasaan malu, sedih, kecewa, marah bisa saja dirasakan ketika menyadari orang terdekat yang dicintai enggan sholat. Ada kalanya juga justru terbawa, diri menjadi malas sholat.

Bila menghadapi situasi yang demikian, berbesar hati merupakan sikap yang menenangkan. Mengingat kembali bahwa keimanan seseorang terjadi atas izin Tuhan.
Karena menyadari bahwa keimanan itu terjadi atas izin Tuhan, maka seseorang yang menghadapi situasi di atas, tidak akan marah atau membenci pasangannya. Ia juga tidak akan menggunakan sikap pasangannya tersebut untuk melakukan hal serupa.

Pasangan hidup adalah orang terdekat. Cara berpikir seseorang, sedikit banyak dipengaruhi oleh cara berpikir pasangannya.
Dua orang yang mengikatkan diri sehingga disebut pasangan hidup itu saling mempengaruhi dan saling dipengaruhi. Dalam beberapa hal, suami mempengaruhi istrinya. Dalam beberapa hal, suami dipengaruhi istrinya. Demikian pula sebaliknya.

Dalam konteks pasangan yang tidak menjadikan sholat sebagai kebutuhan hidupnya, katakanlah suami yang demikian, istri bisa terpengaruh untuk tidak sholat, bisa juga mempengaruhi suaminya untuk sholat. Posisi sebaliknya bisa saja terjadi.

Beberapa hal bisa dilakukan bila menghadapi situasi demikian :

1. Mengajaknya
Mengajak pasangan untuk sholat, dengan cara dan bahasa yang simpatik. Bila ajakan ditolak, tidak perlu marah atau sedih berlebihan, ingat hanya Tuhan yang bisa membolak-balik hati manusia. Manusia hanya bisa mengubah dirinya, tak bisa mengubah orang lain. Dengan mengubah dirinya, manusia sudah mengubah dunia.

2. Mengingatkannya
Di tengah suasana yang rileks, dengan sedikit humor, mengingatkan pasangan untuk sholat, betapa indahnya sholat itu. Mengatakan juga, betapa akan lebih mudah mendidik dan membiasakan anak-anak untuk sholat sejak dini bila ayah-ibunya juga sholat.
Bila pasangan tidak memberikan respon positif, datar-datar saja, cuek, atau mengatakan itu urusan pribadi masing-masing dengan Tuhan, tidak usah tersinggung. Memang benar hubungan manusia dengan Tuhan adalah sesuatu yang bersifat sangat pribadi.
Seseorang tidak bisa memaksakan “caranya ber-Tuhan” kepada orang lain, bahkan kepada orang terdekatnya sekalipun. Kalau memaksakan, dan paksaannya tidak berhasil, biasanya ujungnya adalah sakit hati.

3. Mendoakannya
Bila ajakan dan upaya mengingatkan belum mendapat sambutan baik, atau bertepuk sebelah tangan, kembalikan semuanya kepada Tuhan. Seseorang beriman atau tidak beriman adalah wewenang Tuhan untuk menjadikan manusia demikian.
Bisa jadi (misalnya) suami yang tidak beriman diadakan untuk menguji istrinya yang beriman. Kita tidak pernah tahu. Kalau beriman, tentunya orang tidak akan marah-marah ketika ajakan baiknya ditanggapi dingin-dingin saja.
Tak ada orang yang menyatakan dirinya beriman yang tak diuji. Mengingat ini kembali, membuat seseorang akan ringan hati selalu dalam menghadapi masalah apapun dalam hidup ini.

http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2011/04/14/bila-pasangan-enggan-sholat-khusus-muslim
Read More..
Ka`ab Al-Ahbar berkata :

"Benteng kaum mukiminin dari godaan setan ada tiga, yaitu mesjid, dzikir kepada Allah dan membaca Alqur`an."

* Mesjid menjadi benteng karena disitu terdapat para malaikat dan orang-orang yang beribadah.
* Dzikrullah (menyebut Asma Allah) juga menjadi benteng pertahanan, terutama dengan membaca Hauqalah:

"La haula wala quwwata illa billahil `aliyil adzim"

"Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung"

* Membaca Al-Qur`an juga benteng, terutama membaca ayat Kursy (surah Al-Baqarah ayat 255), sebagaimana yang telah nyata mujarabnya.

Ka`ab Al-Ahbar masuk islam di masa pemerintahan sahabat Umar. Dia adalah seorang ulama tempat mengadu orang Yahudi (yang beragama islam).



-----------------------------------------------------------

Sumber : Terjemahan Kitab Nashaihul ’Ibaad – Menjadi Santun dan Bijak Read More..

HIKMAH AL-QUR'AN DITURUNKAN SECARA BERANGSUR

Telah jelas dari pembagian Al-Quran menjadi ayat-ayat Makiyah dan Madaniyah menunjukkan bahwa Al-Quran turun secara berangsur-angsur. Turunnya Al-Quran dengan cara tersebut memiliki hikmah yang banyak, di antaranya:

1. Pengokohan hati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berdasarkan firman Allah ‘Azza wa Jalla pada surat Al-Furqan, ayat 32—33,
“Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?” Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.”
2. Memberi kemudahan bagi manusia untuk menghapal, memahami serta mengamalkannya, karena Al-Quran dibacakan kepadanya secara bertahap. Berdasarkan firman Allah ‘Azza wa Jalla dalam surat Al-Isra`, ayat 106,
“Dan Al Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.”
3. Memberikan semangat untuk menerima dan melaksanakan apa yang telah diturunkan di dalam Al-Quran karena manusia rindu dan mengharapkan turunnya ayat, terlebih lagi ketika mereka sangat membutuhkannya. Seperti dalam ayat-ayat ‘ifk (berita dusta yang disebarkan sebagian orang tentang Aisyah radhiyallahu ‘anha=) dan li’an.
4. Penetapan syariat secara bertahap sampai kepada tingkatan yang sempurna.
Seperti yang terdapat dalam ayat khamr, yang mana manusia pada masa itu hidup dengan khamr dan terbiasa dengan hal tersebut, sehingga sulit jika mereka diperintahkan secara spontan meninggalkannya secara total.
1. Maka untuk pertama kali turunlah firman Allah ‘Azza wa Jalla (yaitu, surat Al-Baqarah ayat 219) yang menerangkan keadaan khamr. Ayat ini membentuk kesiapan jiwa-jiwa manusia untuk pada akhirnya mau menerima pengharaman khamr, di mana akal menuntut untuk tidak membiasakan diri dengan sesuatu yang dosanya lebih besar daripada manfaatnya.
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfa’at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa’atnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ” Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.”
2. Kemudian yang kedua turun firman Allah ‘Azza wa Jalla (yaitu surat An-Nisaa` ayat 43). dalam ayat tersebut terdapat perintah untuk membiasakan meninggalkan khamr pada keadaan-keadaan tertentu yaitu waktu shalat.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub , terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci). sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha Pengampun.”
3. Kemudian tahap ketiga turun firman Allah ‘Azza wa Jalla (yaitu surat Al-Ma-idah ayat 90–92). Dalam ayat tersebut terdapat larangan meminum khamr dalam semua keadaan, hal itu sempurna setelah melalui tahap pembentukan kesiapan jiwa-jiwa manusia, kemudian diperintah untuk membiasakan diri meninggalkan khamr pada keadaan tertentu.
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah , adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). Dan ta’atlah kamu kepada Allah dan ta’atlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.”

(Diringkas dari terjemahan Ushulun fi At-Tafsiri, karya Syekh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin (hlm. 36—38), penerbit: Cahaya Tauhid Press, Malang dengan beberapa penambahan penjelasan dan
pengubahan aksara oleh www.muslimah.or.id) Read More..

Keutamaan Sholat DHUHA

Mengenai keutamaan shalat Dhuha, telah diriwayatkan beberapa hadits yang diantaranya dapat saya sebutkan sebagai berikut
Dari Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda
"Bagi masing-masing ruas[1] dari anggota tubuh salah seorang di antara kalian harus dikeluarkan sedekah. Setiap tasbih (Subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah
, setiap tahtil (Laa Ilaaha Illallaah) adalah sedekah, menyuruh untuk berbuat baik pun juga sedekah, dan mencegah kemunkaran juga sedekah. Dan semua itu bisa disetarakan ganjarannya dengan dua rakaat shalat Dhuha". Diriwayatkan oleh Muslim[2]
Hadits Abud Darda dan Abu Dzar Radhiyallahu 'anhuma, dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahamulia, dimana Dia berfirman.
"Wahai anak Adam, ruku'lah untuk-Ku empat rakaat di awal siang, niscaya Aku mencukupimu di akhir siang" Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi[3]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dia bercerita, dia berkata :"Tidak ada yang memelihara shalat Dhuha kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah (Awwaab)". Dan dia mengatakan, "Dan ia merupakan shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah (
Awwaabin)". Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim. [4]
Hukum Shalat Dhuha
Hadits-hadits terdahulu dan juga yang semisalnya menjelaskan bahwa shalat Dhuha pada waktu Dhuha (pagi hari) merupakan suatu hal yang baik lagi disukai. [5]
Selain itu, di dalam hadits-hadits tersebut juga terkandung dalil yang menunjukkan disyariatkannya kaum muslimin untuk senantiasa mengerjakannya. [6]
Dan tidak ada riwayat yang menujukkan diwajibkannya shalat Dhuha
Waktu Shalat Dhuha
Waktu shalat Dhuha dimulai sejak terbit matahari sampai zawal (condong). Dan waktu terbaik untuk mengerjakan shalat Dhuha adalah pada saat matahari terik.
Dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah sebagai berikut.
Adapun permulaan waktunya, telah ditunjukkan oleh hadits Abud Darda dan Abu Dzar Radhiyallahu 'anhuma terdahulu. Letak syahidnya di dalam hadits tersebut adalah ; "Ruku-lah untuk-Ku dari awal siang sebanyak empat rakaat".
Demikian juga riwayat yang datang dari Anas Radhiyallahu 'anhu, dia bercerita, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda.
"Barangsiapa mengerjakan shalat shubuh dengan berjama'ah lalu duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit dan kemudian mengerjakan shalat dua raka'at [7], maka pahala
shalat itu baginya seperti pahala haji dan umrah, sepenuhnya, sepenuhnya, sepenuhnya" [8]
Dari Abu Umamah, dia bercerita, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Barangsiapa mengerjakan shalat Shubuh berjama'ah di masjid, lalu dia tetap berada di dalamnya sehingga dia mengerjakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang menunaikan ibadah haji atau orang yang mengerjakan umrah, sama persis (sempurna) seperti ibadah haji dan umrahnya". Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani.
Dan dalam sebuah riwayat disebutkan.
"Barangsiapa mengerjakan shalat shubuh dengan berjama'ah, kemudian dia duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit…" Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani.[9]
Adapun keluarnya waktu shalat Dhuha pada waktu zawal, karena ia merupakan shalat Dhuha (pagi).
Sedangkan waktu utamanya telah ditunjukkan oleh apa yang diriwayatkan dari Zaid bin Arqam, bahwasanya dia pernah melihat suatu kaum yang mengerjakan shalat Dhuha. Lalu dia berkata "Tidaklah mereka mengetahui bahwa shalat selain pada saat ini adalah lebih baik, karena sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda.
"Shalat awaabiin (orang-orang yang kembali kepada Allah) adalah ketika anak-anak unta sudah merasa kepanasan"[10]. Diriwayatkan oleh Muslim [11]
Jumlah Rakaat Shalat Dhuha Dan Sifatnya
Disyariatkan kepada orang muslim untuk mengerjakan shalat Dhuha dengan dua, empat, enam, delapan atau dua belas rakaat.
Jika mau, dia boleh mengerjakannya dua rakaat dua rakaat.
Adapun shalat Dhuha yang dikerjakan dua rakaat telah ditunjukkan oleh hadits Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Bagi masing-masing ruas dari anggota tubuh salah seorang di antara kalian harus dikeluarkan sedekah …Dan semua itu setara dengan ganjaran dua rakaat shalat Dhuha" Diriwayatkan oleh Muslim.[12]
Sedangkan shalat Dhuha yang dikerjakan empat rakaat, telah ditunjukkan oleh Abu Darda dan Abu Dzar Radhiyallahu 'anhuma, dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dari Allah yang Mahaperkasa lagi Mahamulia, dimana Dia berfirman :"Wahai anak Adam, ruku'lah untuk-Ku empat rakaat di awal siang, niscaya Aku akan mencukupimu di akhir siang" Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. [13]
Sedangkan shalat Dhuha yang dikerjakan enam rakaat, ditunjukkan oleh hadits Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu : "Bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat Dhuha enam rakaat" Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi di dalam kitab Asy-Syamaa-il. [14]
Dan shalat Dhuha yang dikerjakan delapan rakaat ditunjukkan oleh hadits Ummu Hani, di mana dia bercerita :"Pada masa pembebasan kota Makkah, dia mendatangi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau berada di atas tempat tinggi di Makkah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beranjak menuju tempat mandinya, lalu Fathimah memasang tabir untuk beliau. Selanjutnya, Fatimah mengambilkan kain beliau dan menyelimutkannya kepada beliau. Setelah itu, beliau mengerjakan shalat Dhuha delapan rekaat" [15] Diriwayatkan Asy-Syaikhani. [16]
Sedangkan shalat Dhuha yang dikerjakan dua belas rakaat ditunjukkan oleh hadits Abud Darda Radhiyallahu 'anhu, di mana dia bercerita, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah. Barangsiapa shalat empat rakaat, maka dia tetapkan termasuk orang-orang yang ahli ibadah. Barangsiapa mengerjakan enam rakaat maka akan diberikan kecukupan pada hari itu. Barangsiapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah menetapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh. Dan barangsiapa mengerjakan shalat dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di Surga. Dan tidaklah satu hari dan tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki karunia yang danugerahkan kepada hamba-hamba-Nya sebagai sedekah. Dan tidaklah Allah memberikan karunia kepada seseorang yang lebih baik daripada mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya" Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani.[17]
Dapat saya katakan bahwa berdasarkan hadits-hadits ini, diarahkan kemutlakan yang diberikan Sayyidah Aisyah Radhiyallahu 'anha saat ditanya oleh Mu'adzah :"Berapa rakaat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat Dhua?" Dia menjawab : "Empat rakaat dan bisa juga lebih, sesuai kehendak Allah" [18]
Dan shalat Dhuha yang dikerjakan dua rakaat dua rakaat, telah ditunjukkan oleh keumuman sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :"Shalat malam dan siang itu dua rakaat dua rakaat" [19]
Dan seorang muslim boleh mengerjakan shalat Dhuha empat rakaat secara bersambungan, sebagaimana layaknya shalat wajib empat rakaat. Hal itu ditunjukkan oleh kemutlakan lafazh hadits-hadits mengenai hal tersebut yang telah disampaikan sebelumnya, seperti sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :"Ruku'lah untuk-Ku dari permulaan siang empat rakaat". Dan juga seperti sabda beliau :"Barangsiapa mengerjakan shalat (Dhuha) empat rakaat maka dia ditetapkan termasuk golongan ahli ibadah" Wallahu a'lam
[Disalin dari kitab Bughyatul Mutathawwi Fii Shalaatit Tathawwu, Edisi Indonesia Meneladani Shalat-Shalat Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam],-
Read More..
Sahabat..
Salah seorang cendikiawan berkata, "Apabila orang2 sibuk dgn 6 hal, maka kamu pun harus sibuk dgn 6 hal, yaitu:
1 Apabila orang2 sibuk memperbanyak amal, maka hendaknya kamu pun sibuk dgn amal yg baik dan sempurna.
2 Apabila orang2 sibuk mengerjakan yg sunah, maka hendaknya kamu pun sibuk menyempurnakan yg wajib.
3 Apabila orang2 sibuk memperbaiki lahir, maka hendaknya kamu sibuk dgn memperbaiki batin.
4 Apabila orang2 sibuk menyelidiki aib orang lain, maka hendaknya kamu sibuk dgn menyelidiki aib sendiri.
5 Apabila orang2 sibuk membangun dunia, maka hendaknya kamu sibuk dgn membangun akhirat.
6 Apabila orang2 sibuk mencari keridhaan makhluk, maka hendaknya kamu sibuk dgn mencari keridhaan Allah swt."
(Al-Faqih Abu Laits As-samarqandi/ Tanbihul Ghofilin). Read More..
:
APA YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN OLEH SESEORANG DI WAKTU PAGI.?

Bismillahir-rahmanirrahim.
Assalamu'alaikum wr.wb.
Alhamdulilahi Wa sholatu 'ala rasulillah.
Amma ba'du.

Sahabatku..
Al-Faqih menuturkan dari Muhammad bin Ja'far, dari Ibrahim bin Yusuf, dari Abu Mu'awiyah, dari Laits, dari Mujahid, bahwa Abdullah bin Umar r.a. Berkata, "Wahai Mujahid, apabila kamu berada di waktu pagi, maka jangan merasa dirimu akan sampai pada waktu sore dan jika kamu berada di waktu sore, maka jangan merasa bahwa dirimu akan sampai pada waktu pagi. Manfaatkanlah kesempatan hidupmu sebelum kematian datang dan sehatmu sebelum datang masa sakit, karena kamu tidak akan tahu apa namamu besok pagi."

Dan Salah seorang Ahli Hikmah berkata, "Di waktu pagi seseorang harus mempunyai niat empat hal, yaitu:
1 Melaksanakan segala perintah Allah.
2 Menjauhi segala larangan Allah.
3 Menyelesaikan segala hal yg ada kaitannya dengan pekerjaan.
4 Memperbaiki hubungan dengan kawan dan lawan.
Apabila di waktu pagi ia mempunyai niat seperti itu, maka ada harapan ia termasuk orang2 shaleh yang beruntung."
(Al-Faqih Abu Laits As-samarqandi, Tanbihul Ghofilin).
(Dan apabila di waktu pagi seseorang tidak mempunyai niat seperti tersebut di atas, maka dikhawatirkan ia termasuk orang2 fasiq yang merugi di dunia dan akhirat).

Wahai Sahabatku..
Bagaimana dengan dirimu (niatmu) di pagi ini?
Adakah seperti yang tertera diatas?
Jikalau ada, Subhanallah., beruntunglah anda.!
Dan jikalau tidak, maka perbaikilah.!
Semoga Allah Ta'alaa menuntun kita ke keridhaan-Nya. Read More..
Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri,
kembali ke tanah
air.
Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya
untuk mencari
seorang guru agama, kiyai atau siapa saja yang bisa
menjawab 3
pertanyaannya.
Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang
tersebut, seorang kiyai.

Pemuda : Anda siapa Dan apakah bisa menjawab
pertanyaan-pertanya an saya?
Kiyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan
menjawab
pertanyaan anda.

Pemuda : Anda yakin? Sedangkan Profesor dan ramai
orang yang pintar
tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kiyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.

Pemuda : Saya ada 3 pertanyaan:
1.Kalau memang Tuhan itu ada,tunjukan wujud Tuhan
kepada saya 2.Apakah
yang dinamakan takdir 3.Kalau syaitan diciptakan dari
api kenapa
dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak
menyakitkan buat
syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah
Tuhan tidak
pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi
dengan keras.

Pemuda : (sambil menahan sakit) Kenapa anda marah
kepada saya?
Kiyai : Saya tidak marah.Tamparan itu adalah jawaban
saya atas 3
pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.

Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.
Kiyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?

Pemuda : Ya!
Kiyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!

Pemuda : Saya tidak bisa.
Kiyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama.kita semua
merasakan
kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.

Kiyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar
oleh saya?
Pemuda : Tidak.

Kiyai : Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima
tamparan dari
saya hari ini?
Pemuda : Tidak.
Kiyai : Itulah yang dinamakan takdir.

Kiyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan
untuk menampar anda?
Pemuda : Kulit.

Kiyai : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda : Kulit.

Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Sakit.

Kiyai : Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka
juga terbuat dari
api, jika Tuhan menghendaki maka neraka akan menjadi
tempat yang
menyakitkan untuk syaitan. Read More..
POHON KEIMANAN

Apakah yang menjadikan jiwa kita mampu BERSABAR ketika berdepan dengan ujian yang menekan jiwa?

Apakah yang menjadikan jiwa kita TENANG ketika kegelisahan menerpa dari segenap penjuru kehidupan?

Apakah yang menjadikan kita PASRAH dan bahagia padahal kekecewaan dan kesedihan bersilih ganti mengunjungi jiwa kita?

✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪


KEHIDUPAN INI ADALAH PENTAS UJIAN. Inilah yang telah sama-sama kita yakini. Gagal dan berjaya adalah warna warninya. Hidup ini penuh persimpangan dan kita seringkali juga tersalah pilih lalu terhenti kebahagian dipertengahan jalan. Inilah yang sama-sama kita alami tanpa kecuali. Kita adalah insan lemah dan hina yang kadang-kadang tidak mampu menundukkan nafsu dalam diri lalu kita menangisinya dengan tangisan keinsafan dan penyesalan. Inilah yang memang sedang kita rasai.

Semua ini adalah hakikat kehidupan dan diri kita. Tidak ada yang menjadikan kita lebih mulia atau lebih baik dari orang lain melainkan buah TAQWA yang kita petik dari POHON KEIMANAN. Tidak ada yang menjadikan kita tabah melainkan kerana SABAR yang merupakan bunga-bungaannya. Kita tak akan mampu mengusir kesedihan dan kekecewaan melainkan dengan keharuman PASRAHnya.

KEBAHAGIAAN akan tetap menjadi milik kita selagi POHON KEIMANAN ini masih berdiri teguh di dalam jiwa kita. Kita akan memiliki kekuatan luarbiasa selagimana POHON ini kita bajai dan sirami dengan ilmu dan nasihat serta kita gembur-gemburkan dengan IBADAH dan KETAATAN. POHON ini akan tumbuh dan merendang di dalam jiwa kita selagi kita tidak jemu-jemu mencabut rumput-rumput keraguan dan putus asaannya.

Bagi mereka yang TIDAK memiliki POHON KEIMANAN ini maka bagi mereka adalah kesedihan dan kekecewaan. Hari-hari mereka adalah kegelapan dan keraguan sedangkan jiwa mereka terpaksa mengharungi kehidupan. Bagi mereka yang membiarkan POHON ini layu tanpa jagaan sedarilah bahawa anugerah ini milik ALLAH سبحانا وتعاﱃ yang mampu mencabut POHON ini mengikut kehendak-NYA.

✿✿✿ Hidup ini bagaikan satu pelayaran yang sukar. Bersabarlah kerana sabar itu indah, sabar adalah bunga-bungaan dari keimanan yang benar. Harumannya ialah kepasrahan iaitu memandang baik segala keputusan ALLAH disamping meyakini hikmah yang tersembunyi disebaliknya. Kelopak-kelopaknya diwarnai ketabahan, ketenangan, keteguhan jiwa sebagai lambang kepuasan dengan qadar ALLAH سبحانا وتعاﱃ. ✿✿✿



______________

Dipetik dari:
http://my.opera.com/azmibhr/blog/2009/07/29/pohon-keimanan

Shared By ⓑⓘⓒⓐⓡⓐ ღ ⓗⓘⓓⓐⓨⓐⓗ Read More..

Rabu, 13 April 2011

sahabat

~Jika kamu ingin mencintai dan dicintai maka carilah sahabat


~Jika kamu ingin mempercayai dan dipercayai maka carilah sahabat

~Jika kamu ingin berkorban demi orang lain maka carilah sahabat


~Jika kamu ingin punya hubungan yang kuat dengan orang lain maka carilah sahabat


~JIka kamu ingin merasa nyaman dengan orang lain dan mereka merasa nyaman dengan kamu maka cariah sahabat


~Jika kamu ingin berbagi kesenangan dan kebahagiaan dengan orang lain maka carilah sahabat

~Jika kamu ingin berbagi tangis haru kesedihan dan rasa sakit dengan orang lain maka carilah sahabat


Carilah SAHABAT kemudian bertawakalah pada Allah.


Yakinlah dan jangan takut


Persahabatan adalah suatu yang terindah yg kamu miliki..



Teman dan sahabat merupakan sosok yang paling berharga dalam kehidupan seseorang.


Persahabatan yg tulus karena Allah merupakan nikmat terindah dariNya,


Sebab ia akan selau mempengaruhi ruh,hati,pikiran dan perasaannya,


Ia tidak akan bisa lari darinya walau sesaat.


Sahabat yg baik tidak akan mengajak kamu pada kemaksiatan,


tidak menganggap remeh dosa yg pernah dilakukan.


Tidak membiarkan kamu melakukan kesalahan.


dan jika ia melihat keimanan kamu melemah,

maka ia akan menjadi penghalang antara kamu dan setan.


Bagi seorang sahabat sejati, membela sahabat bukanlah membela orang lain,


tapi membela dirinya sendiri.


Sahabat sejati akan datang kepada kamu mengulurkan tangan ketika kamu didera kesusahan.


Ia akan berdiri disampingmu meskipun kamu tak memintanya.


Imam Askari mengungkapkan, "Persahabatan adalah kesatuan hati dalam cinta".

Rsulullah SAW bersabda:


"siapa yg membela harga diri saudaranya,Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka pada hari kiamat kelak".


(HR. Turmudzi)


Cinta,kasih sayang,perasaan,keikhlasan,rasa percaya, kejujuran dan ketakwaan merupakan inti dari sebuah persahabatan.

Maka ikhlaskanlah hubungan persahabatan kamu karena Allah SWT.


Perkuat keyakinanmu padaNya dan mintalah taufiq serta petunjukNya.


Sahabat sejati adalah sahabat yg mampu merasakan apa yg kamu rasakan.

kehadiran sahabat sejati bisa mendatangkan kesembuhan bagi sahabatnya yg sakit.

Seorang pemuda bercerita dalam untaian syair:


SAHABATKU SAKIT, AKU LALU MENJENGUKNYA


AKUPUN JATUH SAKIT KARENA KHAWATIR PADANYA.


TIDAK BERAPA LAMA IA MENJENGUKKU


DAN AKUPUN LANGSUNG SEHAT KARENA KEHADIRANNYA.



Sahabat yg baik adalah ia yg setia kepadamu dalam keadaan susah,senang, gembira maupun sedih.


Ia yg mau meluruskanmu ketika engkau bersalah.


Ia yg berusaha mengucapkan salam lebih awal,


Ia yg diam-diam mendoakanmu meskipun engkau tidak memintanya,


ia yg mencintaimu semata-mata karena Alah Ta'ala,


ia yg selau menyanjungmu dihadapan banyak orang,


dan menutup aibmu demi nama baiknya sendiri.

Ia selalu berprasangka baik padamu dan memaafkan ketika kau bersalah.


Ia yg senantiasa bersamamu ketika orang-orang menjauhinmu.


Ia yg ikut menanggung kesuitanmu seakan masalah itu masalahnya sendiri.


Ia yg tetap mempercayaimu ketika orang-orang mendustakanmu.

Ia yg membuat hari-harimu serasa baru


Ia yg menghormatimu


dan kau pun menghormatinya.


Wahai sahabat, rangkaian kata ini sengaja ku tulis untukmu,


dg sesekali airmata membasahi ujung bibir..


Aku menyayangimu karena Allah,


Karena Dia yg menyatukan kita


Tak peduli jarak membentang begitu jauh,

Bagiku kita dekat, lebih dekat dari sinar mentari yg menyengatku.


Wahai sahabat,


jika kau ingin tahu betapa mulianya dirimu dalam hatiku,


maka lihatlah hatimu..


Semulia apa aku didalam hatimu,


Semulia itu pula engkau dihatiku..




"Sahabat-sahabat dekat pada hari itu akan menjadi musuh,


sebagian dari sebagian yg lain, kecuali orang-orang yg bertaqwa".


(az-Zukhruf:67)




*Maafkan bila ia bersalah, hargailah kebaikannya,


dan tetapah jadi sahabatnya tidak hanya didunia,


tapi hingga ke Jannah_Nya*



""shared"viya Read More..

bahaya meninggalkan sholat fardu lima waktu

by admin on 18/10/2009
Share1410
  • 0diggsdigg
  • 1410Share
  • Sharebar


    Assalamualaikum sahabat.
    Saya dahulunya sangat jahil. Berhari-hari tidak solat. Berhari-hari berdepan dengan maksiat dan berhari-hari hanya mengejar keduniaan semata-mata. Kadang-kadang tu solat, tapi susah sangat nak penuh satu hari 5 waktu. Mesti lubang-lubang macam seluar dalam yang tak pernah ditukar ganti selama bertahun-tahun. Bagaimana rupa seluar dalam itu, begitulah rupanya iman saya. Bila-bila masa sahaja mampu koyak.
    Wahai sahabat pembaca Oh! Islam yang disayangi. Mari kita renung sama-sama. Mengapa masih ramai antara kita memandang enteng pada solat. Sedangkan jika mereka tahu betapa azabnya balasan meninggalkan satu waktu solat, pasti akan menangis menyesali kehidupan hari semalam.
    Sahabat, sama-sama kita tanam satu kesedaran yang berpanjangan. Bayangkan kita kini berada di hadapan api neraka. Baru kita nak menyesal tetapi apakan daya, semuanya sudah terlambat. Dunia dah makin tua. Esok lusa kiamat akan tiba. Sempatkah kita? Renung-renungkan sahabat.
    Bahana Meninggalkan Solat Fardu Lima Waktu
    Subuh – Allah SWT akan mencampakkannya kedalam neraka Jahannam selama 60 tahun. Sahabat sekalian, 1 tahun di akhirat tidak sama dengan dunia. Jika 1 tahun di dunia kita sudah rasa agak lama, di akhirat 1 tahun bersamaan dengan 60,000 tahun di dunia. MasyaAllah. 7 keturunan kita pun belum lepas 1 tahun jika kita hidup di akhirat.
    Zuhur – Dosa sama seperti membunuh 1000 orang muslim. Sedangkan membunuh seorang orang Islam pun kita akan dicampakkan ke neraka, bayangkan kita telah membunuh 1000 orang muslim. Betapa azabnya kita. Begitu mudah kita mencari dosa tersebut hanya dengan meninggalkan solat Zuhur yang mana jika dilakukan, 15 minit pun tak sampai.

    Asar – Dosa sama seperti meruntuhkan Ka’abah. MasyaAllah, sanggupkah kita meruntuhkan kiblat umat Islam? Renungkan berapa kali sudah kita meninggalkan solat asar dengan sengaja? Dan renungkan juga berapa kali sudah kita meruntuhkan Ka’abah.
    Maghrib – Dosa sama seperti berzina dengan ibubapa sendiri. Saya tak sanggup nak menyedarkan diri saya dengan lebih panjang akan dosa meninggalkan solat maghrib ini. Rasa amat bersalah dengan ibu saya sendiri.
    Isyak – Allah SWT berseru kepada mereka “Hai orang yang meninggalkan solat Isyak, bahawa Aku tidak lagi redha engkau tinggal dibumiKu dan menggunakan nikmat-nikmatku, segala yang digunakan dan dikerjakan adalah berdosa kepada Allah SWT.” Sahabat Oh! Islam sekalian, ketika anda membaca artikel ini anda masih menyedut udara untuk bernafas. Adakah udara itu diredhai Allah SWT? Jika Allah mengenakan charge RM10 setiap kali kita menyedut udara, sudah tentu baru ramai antara kita yang akan tersedar dari tidur.
    Artikel ini adalah artikel berpesan-pesan pada diri saya yang hina ini. Ya Allah, ampunkan dosa-dosa kami. Kuatkanlah iman kami dan cekalkan hatiku untuk mencari jalan kebanaran yang Kau redhai. Amin ya Rabbal Alamin.
    Sahabatku sekalian, bangunlah dari tidur. Sembahyanglah kamu sebelum kamu yang disembahyangkan.
    ###################
    Jika anda mempunyai masa yang lebih untuk meneruskan bacaan, maka kami berharap dapatlah kita sama-sama membaca azab Allah kepada kita samaada kita sedar atau tidak.
    ********
    Antara azab bagi mereka yang meninggalkan solat:
    Dunia
    1. Allah SWT menghilangkan berkat dari usaha dan rezekinya.
    2. Allah SWT mencabut nur orang-orang mukmin (soleh) daripada (wajah) nya.
    3. Dia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.
    Sakaratul Maut
    1. Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang sangat haus.
    2. Dia akan merasa amat azab/pedih ketika ruh dicabut keluar.
    3. (su’ul khatimah)
    4. Dia akan dirisaukan akan hilang imannya.
    Alam Barzakh
    1. Dia akan merasa susah (untuk menjawab) terhadap pertanyaan (serta menerima hukuman) dari Malaikat Mungkar dan Nakir yang sangat menggerunkan.
    2. Kuburnya akan menjadi cukup gelap.
    3. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang-tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari)
    4. (Siksaan binatang-binatang bisa seperti ular, kala jengking dan lipan)
    Hari Qiamat
    1. Hisab keatasnya menjadi sangat berat
    2. Allah SWT tersangat murka kepadanya.
    3. Allah SWT akan menyiksanya dengan api neraka.
    Nota : Saudara-saudaraku, ingatlah, jangan kita menganggap solat jemaah itu satu perkara kecil kerana ianya termasuk dalam sunat mu’akkad yang sangat dituntut – ada yang mengatakan ianya adalah fardhu kifayah.
    Sumbangan: “Pak Syaikh” dari Kluang/Pasir Gudang Johor
    Artikel oleh: Hamba Allah yang mengemudi perjalanan web Oh! Islam ini.
    Read More..
    Design by Zulfa Visit me on Facebook